PEREMPUANitu duduk tegak dimeja kerja, berpandang lurus seperti garis
khatulistiwa. Bahkania menghiraukan situasi sekitarnya. Dia asyik dalam
dunianya. Hening menunggubalas mention datang ketika itu. Itulah yang
ia kerjakan setelah melakukankegiatannya.
“Akhpenat, tak adakah
yang lebih asyik selain dumay ku??, penuh tipu tapi takapalah itu
sedikit bisa membuat otakku lebih baik” sambil menaruh jas hitamdimeja
kerjanya.
Seorangibu-ibu datang menghampirinya.
“Sudahmandikah? Jangan lupa akan pekerjaanmu anakku” ujarnya.
“Iyabu, “ jawabku setengah lemas.
“Iyaiya tapi tidak kamu jalankan, ingat anakku duniamu tak seperti para remajalain,” ujarnya sambil mengecup kening anaknya.
“Iyabu..”
Siapayang
bilang dunia ku sama seperti yang lain, orang aku berbeda. AKH si
mamah!! Masaremaja ku hilang, selalu bekerja-bekerja disaat usiaku belum
dewasa. Hanya dumaymungkin yang mengerti aku. Meski tidak nyata seperti
aku berbisik padasemut-semut kecil. Ujarku setengah kesal ketika itu.
Yangjauh
bisa menjadi dekat, yang dekat bisa menjadi jauh. DUMAY!. Yah
sebuahsitus-situs online yang membuatku hampir menghilangkanku dalam
duniaku, hampir setengahliburku kadang habis dengan menatap laptopku.
Tubuhku
tetap sepi, tertelungkup dengan rambut panjang tergerai masai. Satu
duaorang kemudian tergerak menghampiri situs mediaku, lantas diikuti
yang lain,lalu ku angkat tubuhku ke salah satu bilik balai dan
merebahkannya ke ataskasur tipis.
“Akhhidupnya seperti ini tidak ada warna dalam kehidupanku” ujarnya dalam homemilikku.
“Agarlebih berwarna, lebih baik berkarya” sautku ketika itu tersenyum.
“Akhdramaku, tidak ada yang mau latian” sebuah TL miliknya.
“MauNaskahku” senyumku.
Akhdari
pada twitter ku sepi tak apalah mention punya orang lain. Ujar
setengahberbisik. Tak kusangka ia membalas dengan sebuah senyum. Entah
tanpa akufikirkan mau itu senyum palsu atau tidak toh ini dunia palsu.
Terucap jelasdari bibir ku ketika itu.
Lambatlaut serperti air
yang mengalir, hujan deras membasahi pipi, hawa dingin masukdalam
pori-pori tubuh semua berjalan seperti sebuah skema yang terskenario.
Diadekat denganku. Bahkan sanggat dekat seperti dapat tersentuh oleh
jemari-jemariku.
Merasa nyaman, merasatenang bila sedang ada
bersamanya, seperti ia dekat disampingku. Akh sebenarnyaitu hanya sebuah
ilusi kosong. Tapi semau seperti nyata dalam diriku. Apa ini? Apaini?
Tanyaku.
Otakpanas seperti terbakar oleh api yang
besar, tak terkontrol oleh sebuah emosiyang meledak bagai luapan
gunung-gunung meletus. Merasa nyaman dalam dunia baruku yang seperti
nyata. Ku tinggalkan sambil ku berfikir jangan sampai iamencintaiku
karena dunia nyataku. Yang kubuat hanyalah ia mencintaiku denganseperti
remaja-remaja lainya. Bukan hanya sekedar namaku.
“Kaumilikku??” tanyaku.
“BiarTuhan menjelaskan” ujarnya tersenyum.
Terlintasdalam
balasan mention ku berfikir, nyata atau tidaknya seseorang
tergantungpada apa yang aku fikirkan, sebuah ketulusan akan terbayar
manis. Karena akuterlanjur menyayanginya. Bisa ku bilang cinta dalam
dunia mayaku.
karya _ ade sri hayati
kamar penaku, 27 april 2014
13.19
Senin, 08 September 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar